Selasa, 21 Maret 2017

Akhirnya Harus Memilih

19 Maret 2017

Hari itu sebelum bertemu dengan teman semasa kuliah (Ninda, Julia dan Dyah) di Mall Kelapa Gading entah kenapa saya melangkahkan kaki untuk singgah sebentar ke Apotek untuk membeli test pack. Saat itu dalam obrolan kami teman - teman menanyakan apa saya sudah telat belum dan ya saya jawab kalau saya sudah terlambat haid 4 hari dan karena itu hari ini saya iseng membeli test pack. Merekapun bersorak dan meminta saya untuk memakai alat itu segera, namun saya menolaknya dengan senyuman walau dalam hati sesungguhnya memang ingin segera mencobanya.

Sepulang dari pertemuan itu saya segera menuju kamar mandi dan dengan tangan yang terus menerus gemetaran saya memperhatikan dengan sesama garis pada alat tes kehamilan. Tak lebih dari 15 detik muncul 2 garis yang membuat saya langsung menangis. Perasaan bercampur aduk tak menentu, terkejut, bahagia, senang, lega namun ada pula rasa takut dan khawatir.

Segera saya hubungi suami, dia menenangkan saya yang menerangkan kejadian itu dengan sesenggukan. Waktu itu saya ingat apa yang terjadi di 2 hari sebelumnya, saya pernah iseng ikut test kepadatan tulang dengan X-Ray dan sore harinya saya jatuh terpental dari motor dan setelah itu badan saya memar, lebam dan entah kenapa jadi demam dan diare. Atas saran suami setelah ibadah sore saya mampir ke RS Antam Medika untuk memastikan kondisi saya. Dan benar saja saya memang hamil. Saya diminta untuk berkonsultasi dengan Obgyn di hari berikutnya.

Kehamilan ini terasa mengejutkan di usia pernikahan kami yang baru akan menginjak usia 4 bulan di bulan depan. Masih banyak rencana yang saya susun untuk karir saya kedepannya. Waktu ditanya keluarga dan sahabat mengenai rencana pindahnya saya ke Surabaya menyusul suami, selalu saya menjawab bahwa saya akan pindah kalau sudah dapat pekerjaan disana dan tidak pernah ada kejelasan waktunya kapan. Selama ini ketika ada beberapa panggilan kerja di Surabaya bisa dibilang saya menolaknya karena bidang kerja yang tidak sesuai dengan yang saya kuasai, posisinya tidak sesuai yang saya inginkan atau perusahaannya yang tidak jelas. Namun Tuhan berkehendak lain. Dengan otoritasnya saya dibuat pindah menyusul suami dengan kehamilan ini. Tetap pindah walau tanpa pekerjaan pengganti. 

Memang berat sekali saat harus mengubur semuanya karena berkarir di Ibu Kota merupakan impian saya kala itu dan saya memulainya dari bawah hingga diberi kepercayaan di posisi saat ini. Namun dilain pihak saya disadarkan bahwa tidak semua pasangan diberi kepercayaan secepat ini, masih banyak pasangan yang bahkan harus berjuang untuk segera mendapat momongan. Keluarga memang seharusnya menjadi prioritas setelah kehidupan pernikahan dijalani. 

Saat inilah saya harus memilih untuk menjaga titipan Tuhan dan melepaskan karir saya di Jakarta. Plihan sudah ditetapkan dan harus dijalani dengan penuh ucapan syukur. Hari itu pula saya dikuatkan dengan Renungan Harian yang saya baca, diingatkan kembali mengenai Janji Tuhan yang indah, selalu bersyukur, bersukacita dan fokus pada berkat Tuhan. Rencana Tuhan untuk masa depan saya jauh lebih besar daripada ketakutan saya. 

PS : Nak, Semoga kamu selalu sehat dan tumbuh dengan baik di rahim ini, Love You 😙😗😘



Coba Test Pack sendiri.

Cek kehamilan di RS, ternyata pake test pack juga







Tidak ada komentar:

Posting Komentar